Search This Blog

Saturday, October 19, 2024

Project Bike: Yamaha Jupiter-Z 2004, Upgrade Coil GC dan Busi Super Iridium BRT

Akhirnya kita kembali dengan project Yamaha Jupiter-Z guys!

Ah, in case saya belum pernah cerita, jadi sebenarnya ada sedikit insiden yang terjadi pada motor saya ini di tahun 2023, akhirnya setelah 5 tahun menggunakan setting-an bore up 130cc, mesin ngebul juga! Lalu saat saya kembalikan ke spec standard dengan menggunakan spare part standard pabrikan ke 110cc. setelah kira-kira setahun “berpetualang” dengan kubikasi standar, yang paling terasa adalah tarikan bawah brebet karena penggunaan karburator yang besar (PE 24) dan pilot jet ukuran 32 yang selisih 15 step dari standard Jupiter-Z yang hanya 17. Maka dari itu sepertinya saya perlu melakukan upgrade besar api pengapian yang memang dari awal melakukan tuning pun belum pernah saya sentuh-sentuh.

Tapi sebelumnya kita ganti steering damper dulu yah guys, karena seperti yang teman-teman ketahui, motor ini merupakan motor tua setangnya sudah goyang-goyang karena karet steering damper-nya sudah getas. Pertama-tama kita buka dulu “batok setang”-nya, caranya dapat dilihat di artikel Project Bike; Yamaha Jupiter-Z 2004 Upgrade Master dan Selang Rem Depan (Part-1) (link: https://9-engineering.blogspot.com/2022/11/project-bike-yamaha-jupiter-z-2004.html)


Steering damper
untuk motor ini nomor part-nya adalah 3AY-F6113-00, membutuhkan 6pcs karena terdapat 3 titik damper, setiap titiknya membutuhkan 2pcs; 1pc di atas dan 1pc di bawah.


Setelah itu kita lepas baut pengikat yang ditunjukkan pada no. 1 ~ 3 pada gambar di atas. Lalu kita angkat setang-nya ke atas untuk mengakses karet damper-nya.


Gambar di atas adalah kondisi karet damper lama dan baru. Pada karet yang sudah lama akan terlihat permukaan karet seperti tergerus, ini dikarenakan adanya tekanan dan gesekan pada setang motor ketika dipakai jalan. Lalu pada karet yang baru tentu saja permukaanya tidak ada bekas gesekan atau tekanan dan bila karet ini ditekan juga masih terasa keras, kondisi dibutuhkan untuk membantu agar setang tidak goyang.

Sebelum memasang kembali body motor pada bagian setang dan headlamp cek kembali semua baut sudah terpasang dengan kencang dan tidak ada komponen lain yang rusak.


Nah, saatnya kta lanjut ke upgrade koil. Untuk komponen ini saya percayakan ke koil GC dari BRT untuk tipe motor non injeksi tipe universal. Di media social BRT menjelaskan bahwa ini bukanlah koil racing tapi merupakan upgrade dari standar atau bawaan pabrik yang memiliki tegangan lebih besar dan stabil sehingga percikan api nya dapat lebih besar dan menyebabkan pembakaran menjadi lebih baik. Koil yang saya beli langsung dari BRT ini memiliki bonus busi dual iridium BRT yang mendukung percikan api dari koil ini. Komponen-komponen ini juga aman untuk CDI dan sangat cocok dipadukan dengan CDI BRT bila konsumen sudah memiliki atau menggantinya terlebih dahulu. So guys, yuk gass langsung!


Untuk mengakses area mesin, kita bongkar dulu body motor yang bisa dilihat di artikel; Project Bike; Jupiter-Z 2004; Sebelum Pasang I-Max Kita Bongkar Dulu dan Ganti Lampu Belakang, link;
https://9-engineering.blogspot.com/2021/01/project-bike-jupiter-z-2004-part-2.html, setelah terbuka kita menuju ke sisi kanan dan terlihat seperti pada gambar di atas koil dan area busi sudah terekspos. Setelah kop busi dan busi dilepas kita bisa melepas koil-nya dengan cara melepas baut yang ditunjukkan pada no. 4 dan 5 pada gambar di atas serta melepas satu terminal input dari CDI.


Ketika kita membeli koil GC BRT kita hanya mendapat koil unit dan kabel busi atau high tension cord yang sudah terakit pada koilnya sedangkan kop businya tidak, ini agar dapat dipasangkan dengan kop busi apapun sesuai kebutuhan dan kabel busi-nya pun lebih panjang untuk menyesuaikan layouting atau letak dari koil ke busi yang berbeda satu motor dengan yang lainya, mengingat ini adalah tipe koil universal untuk motor karburator dengan pengapian tipe CDI, nanti bila untuk injeksi atau motor karburator dengan pengapian TCI berbeda tipe ya guys tinggal kita bekonsultasi dengan BRT langsung atau re-seller terkait sebelum membeli produk ini. Untuk saya kop busi saya ambil dari standar saja karena toh masih untuk harian yang mengutamakan durabilitas serta telah teruji kop busi bawaan pabrik awet dan rapat dari air hehe.



Untuk busi sendiri ini merupakan program promo dari BRT yaitu setiap pembelian koil GC BRT bonus mendapatkan busi Super Iridium BRT guna menunjang peningkatan performa pengapian. Di gambar di atas bisa kita lihat perbedaanya; pada busi yang baru kepala businya tentu saja masih bersih tanpa kerak pembakaran, elektroda Iridium mengkilap dan lebih runcing memungkinkan api lebih besar karena lebih terpusat hal inilah yang menjadikan pembakaran lebih baik. Elektroda dengan ujung runcing cocok berbahan iridium yang lebih tahan panas dan aus, sebaliknya di busi yang lama (standar spesifikasi pabrikan) terlihat sudah kotor dengan kerak hitam hasil pembakaran, ini menjadi identifikasi bahwa ruang bakar memiliki kondisi sedikit basah atau banyak kandungan bahan bakar, ujung dari elektroda busi lama berbentuk tabung biasa tanpa ada konstruksi meruncing di ujung, berbahan Tungsten yang biasa dipakai pada elektroda las, bahan tungsten lebih murah namun memiliki sifat ketahanan panas yang lebih rendah daripada bahan Iridium sehingga bahan Tungsten lebih cocok untuk digunakan pada motor harian standar yang memiliki api pengapian yang tidak besar.

Sebenarnya, memasang koil GC dapat dipadukan juga dengan busi lain ataupun standar, namun saya tetap menggunakan busi Super Iridium BRT untuk menunjang peningkatan performa pada sektor pengapian karena saya juga sudah menggunakan CDI BRT I-Max dan kebutuhan mesin untuk membakar bahan bakar lebih baik dikarenakan pembacaan busi lama yang mengidikasi ruang bakar settingan basah, juga ke depan saya akan melakukan bore up pada mesin, nanti kita bahas juga ya guys.


Inilah hasil dari pemasangan koil dan busi baru, untuk busi tentu sama sekali tidak ada catatan atau concern khusus, namun untuk koil sendiri dikarenakan koil GC BRT memiliki kabel busi yang panjang karena koil ini bersifat universal untuk motor karburator (dengan pengapian CDI), untuk saya, saya tidak melakukan pemotongan kabel hanya melakukan layouting kabel busi seperti pada gambar di atas agar tidak bersentuhan langsung dengan mesin dan mengakibatkan terbakarnya kabel. Untuk teman-teman semuanya juga bisa disesuaikan dengan selera dan kebutuhan posisi di motor masing-masing dengan tetap memperhatikan segi keselamatan agar kabel busi tidak bersentuhan dengan bagian mesin yang panas.


Oke, setelah koil dan busi terpasang, lakukan test run mesin dalam kondisi diam (kondisi stasioner dan digas sedikit di putaran rendan). Bila sudah aman dan tidak ada bunyi-bunyi aneh ataupun kabel terbakar, matikan mesin dan rakit kembali bodi motor berkebalikan dari cara melepasnya tadi dam lakukan pengetesan jalan. Saya puas dengan performa baru motor saya dengan koil GC dan Busi Super Iridium BRT dengan spesifikasi mesin standar, noken as Kawahaa K1 dan Karburator PE 24, tarikan di putaran tengah menjadi terkoreksi, yang semula sedikir brebet karena mungkin ruang bakar terlalu banyak bahan bakar yang masuk sehingga busi tidak mampu membakar sempurna sekarang menjadi hilang dan di-tarik mendadak pun motor menjadi lebih responsive.

Akhir kata, sekian dulu pembahasan kali ini guys, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semuanya dan terima kasih banyak yang sudah mampir. See You next time, ciao!


Regards,

Gigih

No comments:

Post a Comment