Terlepas
dari berapa tahun berlalu, kita tentu masih ingat perasaan ketika memiliki
motor pertama kita. Yep, Jupiter-Z inilah motor pertama saya, beberapa dari
teman-teman mungkin sudah tahu kalau motor ini adalah motor yang menemani saya
semenjak jaman sekolah dulu, yaaa… kira-kira sudah 19 tahun haha.
Untuk
beberapa orang memelihara motor adalah suatu kepuasan tersendiri dan bagi
beberapa juga merupakan tuntutan untuk bertahan hidup, sementara saya bisa
dibilang kombinasi dari kedua-nya hahaha. Tapi di samping seberapa besar effort yang kita keluarkan untuk
memelihara motor terkadang juga ada hasrat untuk melampiaskan ekspresi kita
melalui aktivitas modifikasi atau upgrade
komponen tertentu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ARFG4s2jo6AFqU6q5FKgSwns0Zz-lWNkUeCkN9r6w2VWpRVn94hShHNxoQogF_w5TNpnjQPoaL2Kr1acEZxNf03ELrXsAMHiyC-3l59qIuEJYEV3xwAPX3OUmwo0zhU9C1CM68FYhuN7iBa552XijCO4Ac3qU925esNbY_4Z_qV5h1qvnmZwWL5wmUQ/w400-h266/1.jpg)
Nah,
lanjut dari artikel sebelumnya; https://9-engineering.blogspot.com/2024/10/project-bike-yamaha-jupiter-z-2004.html.
Saya lanjut untuk kembali melakukan bore
up pada Jupiter-Z ini demi meningkatkan performa dan kenyamanan ketika
dipakai harian. Saya pilih piston dengan diameter 54mm karena dengan silinder
standar, sisa “daging” tertipis bila dilakukan bubut-korter masih sekitar 1.2mm
lebih per-sisinya. Ini saya rasa cukup aman dipakai harian dengan peningkatan
kubikasi dari 110cc menjadi 123.6cc, lalu karakter mesin menjadi square karena langkah piston menjadi
sama dengan diameternya yaitu 54mm. Piston yang saya pakai adalah merk FiM
untuk Kawasaki Kaze, yah… dikarenakan untuk Jupiter-Z sedang habis di toko
langganan saya maka saya ambil saja hehe. Tidak ada alasan khusus untuk memilih
piston dengan brand dan spesifikasi ini, karena FiM sudah jamak digunakan baik
pada penggunakan standard, bawaan pabrik, tuning ringan maupun full spec balap yang pastinya sudah
teruji, oh, juga harganya yang terjangkau.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwC2fAoiEbXfQBZd2tRdroGWBVwBhZyBVE7bfsg8eNgerTwIq7lRJQmxA0CPQIpsMbdOLqjjFFBYB9zvtDZe9eAEwNN5QIP-W0j7PBrUf5ticny471ZOgFoW9PHwKmUn5ZFFh_tO-JNBqTXpB7_zdHqHLb9EMxJiE1TzHMK-TxHMij3Ba0Imq6NDnuCY/w400-h266/2.jpg)
Paket
dari piston ini juga kurang lebih siap pakai, selain daripada piston yang sudah
“matang”
dome-nya, ring piston, pin
13mm dan
circlip sudah terdapat dalam
bundling pembelian piston ini ya
teman-teman. Tinggal kita lakukan
pre-preparation
saja yang bisa dilihat di artikel;
http://9-engineering.blogspot.co.id/2016/08/piston-preps-for-project-bike-jupiter-z.html![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPlip3t4Q9jzp0TR6srtjjOTm9zVXsnbwCQZ87AOVZPGdoRV-W5L382tg965z1O8aNl41lHI9FN1ysz-jusLyPHx-LYkQZKMGvvekw3Hd_XrBnK9szNl8Vc5obu2ARQ4yYHkpWxuzIMH68U5IZ5JvvsdLqXOhhe1EJ_VKY_r02LAOpvQULGmpWX6Qn5mk/w400-h266/3.jpg)
Nah
seperti inilah kira-kira bentuk pistonya, berbeda halnya bila saya dapat memang
untuk spesifikasi Jupiter-Z, paling mencolok pada piston ini adalah bentuk dome-nya yang memiliki “jenong”, ini akan membuat kompresi
menjadi lebih padat dan juga coakan-coakan tambahan pada pinggiran piston untuk
membantu meratakan oli pada dinding silinder. Untuk memasang piston ini ke
mesin Jupiter-Z saya membawa piston ini untuk dilakukan fitting ke silinder yang akan di bore up di bengkel bubut-korter dan berkonsultasi dengan teknisi
yang akan menangani part saya, alhasil coakan klep pada piston perlu
ditambahkan sedikit untuk mengakomodir bila ke depan memasang klep yang lebih
besar, ini juga berguna untuk sedikit mengurangi rasio kompresi dari konstruksi
“jenong” piston yang cukup tinggi.
Bagian bawah piston ternyata juga perlu dipotong disesuaikan dengan konstruksi
piston standar motor guna mencgah bagian bawah piston mentok dengan setang seher atau kruk as. Untuk kompresi sendiri secara teoritis hitungan saya akan
berada di sekitar 11.33:1, angka ini saya rasa masih cukup masuk akal untuk
digunakan harian (max 12:1), power mesin akan meningkat dibantu oleh kompresi
yang padat tapi masih cukup bersahabat dengan jenis bahan bakar yang sering
dijumpai harian yaitu Pertamax atau setara dengan RON 92, bahkan pernah
beberapa kali karena kondisi darurat saya terpaksa mengisi pertalite dan tidak
ada masalah dalam penggunaanya, hanya saja agar mengurangi kerusakan lebih
lanjut segera saya recover dengan
mengisi bahan bakar setara Pertamax Green (RON95) atau di atasnya atau minimum
saya segera isi bahan bakar setara Pertamax kembali.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5AO4uH9ivu0e3911ohIrpcxnwvX8g0AvqyGh4vp5HL9IymquOOseuDELVeNz0XCPp0qpmZVtV_EfvWHy8RislArpkjx8k8qIu8CR6e5T9XmCrJzb07T219NlYBl4OUk2pu6eTzA9ylnZEOIdH97tZ69PJwtF0mrDwmVS9CAVqswnMoKDMXFdUjV4omoE/w400-h254/4.jpg)
Nah,
sambil review part lain kita sambil kerja saja yuk agar lebih efisien waktu.
Pertama-tama tentu kita buka body motor yang sekiranya menutupi bagian mesinya.
Bila sudah dibuka kira-kira akan menjumpai pemandangan seperti di atas yaitu
silinder dan head nya pun sudah terlihat. Kita lepas dulu komponen karburator besert printilan-printilan-nya, lepas skep
dengan cara memutar tutupnya pada karburator berlawanan dengan arah jarum jam,
setelah itu tarik skep-nya keluar
dan amankan, jangan sampai terbentur atau tertindih barang lain, kalau rusah
ribet guys hehe. Setelah itu, seperti yang ditunjukkan pada no.2 pada gambar di
atas.
Untuk
membantu melihat posisi “top” pada mesin kita buka terlebih dahulu dua cover
magnet seperti ditunjukkan pada gambar di atas dengan menggunakan obeng minus
dan memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Selanjutnya
kita tap terlebih dahulu oli mesin agar ketika kita melepas komponen-komponen
mesin oli tidak terlalu banyak tumpah dan berceceran di lantai, hati-hati guys
tidak safety, licin, dapat
mengakibatkan terpeleset. Setelah itu kita lepas cover klep in dan ex-nya lalu kita lepas cover gear camshaft dengan cara membuka dua baut pengikat cover gear camshafr lalu tarik cover ke arah
luar. Lakukan hal ini dengan hati-hati dan teliti untuk mencegah kerusakan
cover saat dibuka atau dilepas.
Nah
barulah kita lepas tonjokan keteng-nya
dengan cara seperti pada gambar di atas; setelah melepas karet penutup adjuster-nya yang berada di bagian atas
tensioner, kita ambil obeng minus dengan kepala yang dapat masuk ke lubang dan
putar adjuster ke kanan atau searah
jarum jam sampai mentok lalu lepas obeng dengan perlahan, setelah itu kita
lepas baut pengikat tonjokan keteng
lalu part ini pun dapat dilepas.
Sebelum
melepas head cylinder kita lepas dulu (paling tidak) header knalpot agar tidak
mengganjal saat pelepasan head cylinder-nya.
Seperti pada gambar di atas, pertama kita lepas dulu baut pengikat knalpot yang
terletak di bawah footstep belakang,
lalu lepas baut pengikat knalpot yang berada di dekat mesin atau swing arm lalu kita lepas dua baut
pengikat header knalpot ke head cylinder. Selanjutnya terserah nih
hehe, mau di lepas total knalpotnya dari unit sepeda motor atau cukup “puntir”
knalpot agar header-nya tidak
mengganjal head cylinder, kalau saya
cukup saya puntir ya guys.
Setelah
itu, seperti gambar di atas; kita lepas dulu gear camshaft nya dengan cara melepas terlebih dahulu baut
pengikatnya, lalu lepas gear dari
rantai camshaft-nya. Dilanjutkan
dengan prosesi melepas cylinder head
dan block-nya dengan cara seperti
pada no. 12 yaitu lepas baut pengikat silinder di samping yang berjumlah dua
buah lalu lepas empat buah baut pengikat head
dan block cylinder seperti
ditunjukkan pada no. 13, yang perlu diperhatikan di sini adalah melepas baut
pada head cylinder dianjurkan dilakukan secara menyilang untuk menghindari
deformasi pada cylinder head
begitupun ketika memasang; baut harus dikencangkan secara menyilang.
Selanjutnya
kita lepas piston yang lama dengan cara melepas circlip dengan cara mencongkel. Agar memudahkan pencongkelan setiap
piston pasti dilengkapi dengan coakan seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Circlip yang dilepas cukup satu sisi
saja lalu sodok pen piston dari sisi sebaliknya dan piston dapat diambil dari connecting rod-nya.
Sebelum
memasang piston, sambil kita coba membersihkan sisa kerak dan kotoran
pembakaran pada ruang bakar yang ada pada head
cylinder agar ketika nanti dipakai
lagi output tenaga juga menjadi lebih
optimal.
Yak
segini dulu ya guys untuk proses perakitan bore
up Yamaha Jupiter-Z dengan menggunakan piston 54mm, nanti di part-2 akan
saya bahas juga part apa saja yang saya upgrade
untuk motor ini. Thank You banget buat semua yang sudah mampir, stay safe and keep safety riding, ciao!
Part-2;
Regards,
No comments:
Post a Comment