Search This Blog

Saturday, August 15, 2020

Annual Service Honda CBR 150 Fi 2012 a la Rumahan Part-2

Di part-1 (https://9-engineering.blogspot.com/2020/08/annual-service-honda-cbr-150-fi-2012-la.html) annual servis Honda CBR 150 Fi 2012 kemarin kita sudah bongkar body-nya, kita lepas throttle body dan injector serta di-cleaning. Nah di part-2 ini kita akan bahas untuk cara kuras air radiator dan menggantinya dengan air radiator yang baru. Langsung aja, check it out guys!

Sekilas tentang radiator, ini adalah system pendinginan mesin yang menggunakan media utamanya air sebagai pelepas panas mesin. Air akan dialirkan disekeliling cylinder yang dinamakan dengan Water Jacket. Meskipun bisa memasukkan air biasa ke dalam system pendinginan namun untuk pemakaian harian tidak dianjurkan karena air biasa mengandung kerak yang dapat mengakibatkan proses penyumbatan di dalam system menjadi lebih cepat.

Water Coolant atau air radiator dianjurkan untuk menjaga performa pendinginan dan system pendinginan, walaupun di beberapa kelas balap regulasi malah mengharuskan untuk menggunakan air biasa pada radiatornya untuk mencegah trek menjadi licin karena tumpahan air coolant jika ada insiden. Ya, licin karena coolant bahan dasarnya adalah air dan pelumas maka titik didih nya menjadi lebih tinggi dibanding air biasa dan biasanya air coolant ini lebih sulit untuk berkerak.


Untuk mengganti air radiator terlebih dahulu kita menguras air radiator yang lama dengan cara pertama buka lock screw yang ada pada tutup radiator dan buka tutup radiatornya, ini bertujuan agar tekanan dapat sama dengan udara luar dan air radiator yang lama bisa keluar dari lubang drainase nanti. Buka baut drainase radiator lalu tunggu air radiator hingga habis keluar.


Banyak sekali merk water coolant yang ada di pasaran, oh iya sebenarnya coolant juga dipakai pada permesinan atau manufacturing seperti pada proses bubut, milling atau drilling, senyawa-nya sama dan bisa dipakai juga di system radiator otomotif. Yang perlu diperhatikan adalah biasanya coolant pada manufactur adalah pre-mix coolant atau coolant yang masih perlu dicampur lagi dengan air lalu dikontrol ph-nya. Saya kurang hapal angka ph dari coolant tapi salah-salah bisa mengakibatkan cepat berkerak atau malah mesin cepat panas. Maka dianjurkan memakai water coolant atau air radiator untuk otomotif yang sudah banyak beredar di bengkel resmi atau pasaran dan enaknya biasanya sudah dicampur dari produsenya sehingga tinggal kita tuang tanpa mencampur lagi dengan air.


Kita tutup kembali drainase radiator dan tuang air radiator baru ke radiator hingga penuh, lalu nyalakan mesin, kondisikan pada kondisi idle atau stasionernya dan tunggu hingga kira-kira 5 menit. Awasi permukaan lubang radiator, jika berkurang tambahkan air radiatornya. Setelah 5 menit matikan mesin dan pasang kembali tutup radiator beserta lock screw-nya.


Selanjutnya monitor ketinggian air radiator pada reservoir tank, pastikan pada kondisi max lebih sedikit. Ini bertujuan untuk berjaga-jaga karena pada saat kita pakai biasanya system radiator masih perlu tambahan air yang nantinya akan diambil dari reservoir tank ini dalam jumlah yang lumayan banyak, maka untuk menghindari kekurangan volume air pada system kita tambahkan air radiator sedikit di atas level max pada reservoir tank.


Palka reservoir tank berada di bawah jok depan yang telah kita copot pada part-1.


Langkah selanjutnya adalah pengecekan aki, di sini yang saya lakukan adalah cukup mengecek teganganya saja menggunakan multi tester. Pertama yang harus dilakukan adalah memposisikan selector multi tester ke barisan DC Volt dengan minimum angka 15V jika tersedia. Kenapa? Hal ini dilakukan karena rata-rata aki memiliki tegangan kerja 12±2Volt, agar multitester terhindar dari bahaya rusak maka arahkan selector minimum ke angka 15V atau di atasnya, untuk multitester saya, saya arahkan ke DCV 50V. Lalu kalibrasi terlebih dahulu multitester dengan memutar jarum indicator ke angka nol jika belum dengan memutar screw menggunakan obeng minus yang terletak di bawah indicator. Lalu jika sudah ter-kalibrasi letakkan kabel merah menyentuh terminal positif pada aki dan kabel hitam pada terminal negative aki.


Selanjutnya kita baca indicator-nya, dikarenakan kita mengarahkan selector pada DCV 50V maka yang dilihat adalah pada barisan 50V, artinya multitester akan membaca maksimal 50V. Pada ilustrasi di atas yang menggunakan multitester saya di jajaran 50V ada angka 10, 20, 30, 40, 50 artinya adalah jika jarum menunjukkan posisi 10 maka akan terbaca 10Volt, 20 berarti 20Volt dan serterusnya. Begitupun halnya ketika kita mengarahkan selector ke posisi lain seperti 10V atau 250V, kondisi tampilan pada indicator bisa berbeda-beda tergantung pada merk dari multitester itu sendiri, tapi jika jenisnya multitester analog seperti milik saya maka nanti tidak akan jauh berbeda kondisinya dengan ilustrasi di atas. Output aki biasanya toleransinya 12~13Volt, maka jika multitester membaca tegangan kurang dari 12Volt maka aki beresiko untuk tekor dan harus ada penanganan lebih lanjut seperti discharge atau diganti sekalian.

Nah setelah kita memastikan kondisi aki maka kegiatan dapat dilanjutkan ke pemasangan body kembali, yang urutanya dapat dilihat berkebalikan dari urutan membuka dari part-1 (link: https://9-engineering.blogspot.com/2020/08/annual-service-honda-cbr-150-fi-2012-la.html).


Nah yang jadi catatan adalah ketika kita akan memasang kembali clip pastikan bagian tengahnya menonjol terlebih dahulu baru ditancapkan ke dalam lubang body, setelah itu tekan bagian tengah yang menonjol tadi menjadi rata seperti ilustrasi di atas. Ini penting karena jika kita tidak melakukan langkah ini clip akan sangat susah untuk dipasang, tidak bisa kita pasang atau malah patah karena dipaksa.

OK, moga moga bisa jadi tambah wawasan guys. I’m always glad to share my experience semoga juga ke depan tool-tool dan materi saya bisa improve lagi sehingga makin asyik juga kita sharingnya. So thank you for coming and see you.

Best Regards

 

Gigih

2 comments: