Modif….
Tuning…. Ngorek…. Ngoprek…. Idenya ga ada abisnya. Tentang mempersonalisasikan
si motor sesuai dengan karakter yang kita mau. Mau di sektor mesin, chassis,
electrical/lighting, atau body semua terserah kita dan kemampuan kita. Nah di
kesempatan kali ini saya mau sedikit sharing mengenai upgrade suspensi belakang
ke Ohlins.
Motor Honda
CBR 150 fi ini memang tergolong keluaran lama di tahun 2012 lalu ketika pihak
Astra Honda Motor waktu itu merubah strategi mendatangkan unit ini CBU dari
Thailand menjadi CKD atau Completely Knocked Down, maksudnya part-part nya
masih import tapi dirakit di Indonesia.
Yup
bentuknya masih standard, even ban sama spion juga masih std. Karena memang
masih mumpuni untuk diajak harian maupun turing, lha balap? Udah enggak… hehe,
ga boleh sama ibu Negara. So untuk dua pemakaian itu, saya rasa masih cukup
mumpuni jadi saya tidak buru-buru melakukan modifikasi sana-sini (biar kantong
ga jebol juga hehe). Tapi beberapa waktu belakangan mulai merasakan gejala
bottoming di suspensi belakang daaan limbungnya tambah parah jika dipaksa untuk
menikung. Semua itu saya pasti rasakan jika berboncengan entah itu dengan istri
saya yang berbadan mungil atau dengan rekan-rekan sejawat saya. Terutama untuk
bottoming yang meng-inisiasi saya untuk melakukan upgrade sektor suspensi
belakang yang memang rata-rata motor standard saya rasa kurang memuaskan.
Ada
banyak merk atau brand di pasar Indonesia untuk suspensi belakang, mulai
peruntukanya untuk harian, semi sport/racing sampai ke full kompetisi, beserta
dengan range harganya. Tapi mengapa saya memutuskan untuk mengambil dari produk
Ohlins; jelas, Brand, buat para petrol head siapa yang ga kenal dan suspensi
dari brand kelas wahid ini sekarang hadir di Indonesia, why not? Buat pake ke
motor dengan budget yang sebenernya worth it.
Langsung
saya sambangi markas Ohlins di Cikini, Jakarta Pusat. You know what,
staff-staffnya sampe ke Direkturnya humble banget bro, asik banget
orang-orangnya, mereka sangat welcome dan friendly, ga terkesan meremehkan
customer atau ngeliat ini customer berpotensi apa kagak, mereka enggak, ga ragu
untuk kasih ilmu dan take conversation sama kita. Jujur sebenernya saya punya
beberapa pengalaman masuk ke workshop yang tenar gampanganya gitu, mereka
justru malah ngeliat ngeremehin customer, ga semua tapi saya apresiasi buat
Ohlins Indonesia, two thumbs up!
Setelah
ada di sana… ini posisi saya ga bawa si CBR, karena emang saya biasanya dan
senengnya part itu saya bawa sendiri lalu pasang sendiri, di samping itu; ini Jakarta,
ke Pusat, macetnya bikin males hehehe. Surprisingly tipe suspensi yang buat CBR
150 itu ga ada, musti inden 6 bulan. Ga berhenti sampe di situ mereka kalkulasi
dan offer untuk ambil base dari punya MSX 125 yang dicustom, yak dicustom.
Garansinya? Settingnya? Harganya? Jaminan? Hehe tenang, mereka pro banget, mereka
sudah perhitungkan semuanya dan bakal info semua ke kita sebelum melakukan
transaksi atau deal. Mulai dari garansi dan settingan, Ohlins Indonesia punya
dyno khusus suspensi setting udah pasti terjamin dan ini istimewa karena
garansi resmi masih bisa berlaku. Harga juga mereka akan kalkulasi dan akan
tawarkan kita di awal apakah kita mau nanti pelunasan dengan harga yang mereka
perkirakan, saya kemarin langsung OK karena itu tadi; worth it, dibilang murah
juga enggak ini brand kelas kakap coy skill man power dan service-nya juga five
star, ga nyesel lah. Terakhir jaminan, yaaa dari beberapa aspek di atas sih
langsung mantap aja saya, plus engineer Ohlins kasih kontak ke kita dan akfif
untuk memonitor compatibility kita setelah memakai produk Ohlins.
So,
sampe lagi di rumah dan simple unboxing, kita dapet sok assy unit-nya sendiri
tentunya, bracket tabung, beberapa pin oli karena suspensi saya hasil tuning-an
dan per cadangan dengan konstanta 100 kg/cm, untuk msx kita dapet 2 per,
satunya 100kg/cm dan 110 kg/cm dan saya pakai yang 110, serius ini saya excite
banget karena berasa punya motor kompetisi sampe-sampe dibikinin suspensi
khusus. Ada dokumen garansi dan 2 buku panduan, yang pertama panduan instalasi
si suspensi ke tipe motor-nya yang mana ga kepake buat saya hehe, lalu ada
owner’s manual yang memudahkan user untuk “memahami” karakter dan handling si
suspensi ini.
And
then you know what, saya gagal install sendiri hehehe, lho bang itu ga bisa
dipasang? Kok Ohlins gitu, hehe tenang, sebenernya itu saya juga udah dikasih
tau kalo ada resiko belom fit karena hasil custom, mereka strongly recommend
buat memasang di workshop, tapi saya kekeuh pengen coba pasang sendiri.
Alhasil,
yup suspensi lama pasang lagi dan balik lagi ke Ohlins Indonesia untuk fitting
dan setting suspensi. Setting di sini adalah setting compatibility si suspensi
dengan motor dan pengendara. Jadi punya suspensi itu ternyata bisa di fine
tuning sesuai dengan karakter kita, kebetulan Ohlins yang saya ambil ini
lumayan komplit settingnya dari pre-load, compression dan rebound.
Nah
yang disetting pertama adalah preload dan free sag. Eh sek sek, ini saya
disclaimer dulu, ini saya memang bukan expert di setting suspensi, tapi setelah
baca-baca beberapa literatur dan praktek langsung saya akhirnya paham lagi
“Coro Bodho” nya hehe. So, setting preload dan free sag;
1. Tempatkan
motor tegak seperti di ilustrasi di atas, ukur panjang tanpa dinaiki
pengendara, ini disebut dengan L1
2. Naiki
motor dengan posisi tegak dengan peralatan berkendara komplit seperti jaket, helm,
sepatu dan sarung tanganya, ukur kembali L, kali ini kita sebut dengan L2.
3. Ukur apakah L1-L2 selisihnya adalah 30±5mm.
Jika tidak setting preload adjuster nut, untuk tipe HO 611 saya berada di dekat
upper ball joint. Memutar searah jarum jam untuk mengeraskan per atau
memperkecil L1-L2, memutar berlawanan jarum jam untuk mengendurkan tekanan per
atau memperbesar L1-L2.
4. Pengendara
turun dari motor dan tekan-lepas buntut motor kira-kira 3 kali dan tarik ke
atas, buritan musti ada pergerakan sekitar 5~15mm yang disebut dengan free sag.
Jika terlalu besar, preload dapat
dikencangkan sedikit, jika terlalu kecil
preload dapat dikendorkan sedikit.
Walaupun
bukan angka mutlak karena, tapi ukuran di atas adalah angka rata-rata
rekomendasi dari Ohlins, Ketika setting preload tidak bisa mendapatkan angka
ukuran seperti di atas maka sebaiknya perhitungan konstanta pegas ataupun
geometri suspensi dilakukan ulang. Karena preload menjadi tolok ukur pertama
untuk handling dan geometri dari sepeda motor kita, melenceng terlalu jauh dari
pakem ini bisa mengakibatkan motor menjadi oversteer atau understeer di
tikungan dan itu tidak safety. Tidak lupa untuk test jalan sebagai uji lapangan
settingan kita, jika motor menjadi terlalu keras maka settingan pre-load dapat
dikurangi dan sebaliknya, tanpa mengurangi atau menambah panjang free sag,
dikarenakan ini penting agar suspensi memiliki impact margin ketika terkena
tekanan, sehingga masih bisa meredam dengan baik.
Nah
untuk tipe HO 611, adjuster untuk kompresi ada di tabungnya berupa kenop klik,
diputar searah jarum jam untuk mengeraskan atau menutup dan berlawanan jarum
jam untuk mengendorkan atau membuka. Compression berguna untuk mengatur
seberapa reaktifnya suspensi saat menerima tekanan, seperti contoh saat
berakselarasi atau saat terkena polisi tidur. Setting yang dianjurkan Ohlins
adalah 16 klik dari posisi full tertutup. Perlu diketahui saat menutup total
adjuster jangan menggunakan tenaga ketika sudah mentok, karena dapat merusak
komponen valve atau klep yang ada di dalamnya. Setelah setting selesai kembali
test jalan, jika saat menikung menjadi limbung dan buntut terasa kehilangan
grip, maka kompresi dapat di tambahkan, sebaliknya jika motor terasa keras
ketika menerima tekanan maka kompresi dapat dikurangi. Jumlah klik untuk
pendekatan sebaiknya 2 klik atau lebih untuk mendapatkan perbedaan signifikan,
per-1 klik dapat dilakukan untuk fine tuning.
Untuk
rebound adjuster tipe HO 611 terletak di dekat bottom ball joint, juga berupa
klik. Diputar searah jarum jam untuk mengeraskan rebound atau menutup,
berlawanan jarum jam untuk mengendorkan atau membuka. Rebound damping mengatur
reaksi suspensi untuk kembali ke posisi normalnya setelah menerima kompresi. Anjuran
setting dari Ohlins untuk tipe ini adalah 12 klik dari posisi menutup, sama
seperti compression adjuster; jika klik telah mentok terutup jangan dipaksa
dengan tenaga karena dapat merusak komponen valve di dalamnya. Langkah settingnya
sama seperti dengan men-setting compression, hanya saja ketika dilakukan test
jalan apabila feel yang didapatkan adalah terlalu “mentul-mentul” atau bouncy
maka keraskan rebound, sebaliknya jika feel yang didapatkan menjadi keras maka
kendorkan rebound.
Nah itu tadi sedikit sharing dari saya untuk upgrade suspensi
Ohlins di motor CBR 150 fi 2012 dan bagaimana cara setting fitur-fiturnya
sesuai dengan kebutuhan kita. Mungkin kalo ada dari temen-temen juga pengen
aplikasi produk Ohlins ke motornya bisa langsung sambangi markas Ohlins
Indonesia yang ada di Cikini, Jakarta Pusat atau browsing ke web mereka di; https://ohlinsindonesia.com/ atau http://www.senaautopart.com/ . Thank
you banget semua yang udah mampir and see you next time.
Regards
Gigih
No comments:
Post a Comment