3 bulan berlalu sejak
postingan terakhir saya, hehe maaf bikin nunggu ada beberapa urusan soalnya
yang tentunya masih berhubungan dengan otomotif, nanti deh saya bikinin
reportnya hehe. Nah dari artikel Piston Prep Jupiter-Z http://9-engineering.blogspot.co.id/2016/08/piston-preps-for-project-bike-jupiter-z.html ini kelanjutanya, kita bongkar ruang bakar Yamaha
Jupiter-Z tahun 2006 (T110SE), kita cek, lakukan maintenance dan penggantian
beberapa part sampai upgrade cam racing, so shall we start…
Ini motor umurnya udah 10 tahun dan belom
pernah saya dapat masalah serius karenanya. Tapi yah… yang namanya usia memang
ga bisa nipu, sangat wajar jika ada beberapa parts yang perlu diremajakan
kembali. Mesin… memang masih kuat untuk berlari mengejar motor-motor lain
keluaran terbaru sekalipun tapi penasaran rasanya jika tidak membuka dan
mencari tahu apa yang terjadi di dalamnya
Langkah pertama tentunya bodi depan dicopoti
dan ditap/dikeluarkan oli mesinya dan di copot karburatornya.
Ga perlu dicopot semuanya bro, cukup baut
intake manifolnya aja biar head cylindernya nanti bisa dilepas dengan bebas.
Bukanya pake kunci L tentunya.
Selanjutnya adalah membuka cover valve atau
cover klep intake dan exhaust, catatan pas buka part ini adalah hati-hati saat
memutar menggunakan kunci karena cover vave ini terbuat dari aluminium maka relative
lunak. Salah-salah atau terlalu kasar bisa bikin ujung dari segi enamnya bisa
dol dan makin susah bongkarnya. Pelepasan cover ini selain diperlukan untuk setting
klep nantinya juga membantu positioning cam saat dilakukan penggantian nanti.
Setelah cover terlepas selanjutnya copot busi
(biar kompresi ga padet pas putar-puter kruk asnya, juga lepas footstep dan pedal
persnelingnya. Step berikut; kita akan melepas chamshaft chain.
Buka timing indicator cover dengan
menggunakan obeng minus. Ini perlu dilakukan agar posisi timing pada saat
melakukan pembongkaran dan pemasangan nanti mudah dipantau.
Posisikan top kompresi dengan cara; memutar
mur di dalam crankcase cover sebelah kiri sampai tanda “I” terlihat (lihat
gambar). Cek apakah klep intake dan exhaust dalam posisi menutup dengan cara
menggoyang ke-dua rocker arm pada klep dengan tangan (lihat gambar) jika kedua
rocker arm tersebut dapat digoyangkan maka posisi top mesin sudah terpenuhi dan
dapat dilanjutkan dengan melepas cover gear camshaft.
Setelah cover terlepas akan terlihat marking
di gear camshaft yang kira kira segaris dengan pucuk segitiga pada head
cylinder, ini juga merupakan salah satu konfirmasi posisi top kompresi pada
mesin. Jika belum segaris dapat kita posisikan kembali dengan melihat tanda “I”
pada crankcase cover sebelah kiri dan melakukan konfirmasi klep dengan cara
menggoyang dengan tangan.
Langkah selanjutnya adalah melepas tensioner
cam chain atau yang biasa orang bilang tensioner kamprat. Tidak langsung dibuka
pada dua baut pengikatnya tetapi kita posisikan terlebih dahulu tensioner pada
posisi bebas atau tidak menekan cam chain atau rantai kamprat-nya. Lepas karet
penutup cukup dicongkel dengan menggunakan kuku jari, awas hati-hati! Simpan
karetnya karena itu mencegah air dan kotoran lain masuk ke mesin melalui
tensioner.
Pas karet dilepas akan keliatan profil
seperti gambar di atas. Nah, puter deh profil tersebut pake obeng minus searah
jarum jam sampai mentok. Ini berfungsi untuk membebaskan penekan yang ada pada
tensioner ini ke rantai cam chain. Kalau sudah barulah aman untuk melepas dua
baut yang mengikat tensioner assy ke cylinder.
Langkah selanjutnya adalah melepas crankcase
cover sebelah kiri yang menutup sepul atau AC Generator Assy. Tidak lupa untuk
melepas soket stator atau kumparan sepul yang menempel pada crankcase cover
kiri agar tidak tersambung pada kabel bodi dan crankcase cover kiri dapat
dilepas secara penuh.
Setelah crankcase cover kiri terbuka maka
akan terlihat magnet seperti gambar di atas. Tahan putaran magnet dengan
penahan alat penahan cvt (semisal) agar saat melepas baut cam gear dan magnet
kruk as tidak ikut berputar. Pertama lepas dulu baut cam gear-nya lalu baut
magnet.
Setelah baut cam gear terlepas kita bisa
mengeluarkan cam gear-nya. Setelah baut magnet terlepas kita dapat melanjutkan
ke proses pelepasan magnet atau rotor. Pakailah bantuan trekker untuk melepas
magnet, semisal saya menggunakan trekker magnet untuk Jupiter-Z keluaran Wipro.
Putar handle trekker dengan tangan searah jarum jam disertai pukulan ringan
untuk menggetarkan magnet dengan menggunakan palu karet jika putaran handle
mulai terasa sangat berat dan magnet belum juga lepas.
Setelah magnet terlepas maka akan terlihat
komponen untuk electric starting mesin seperti gambar di atas. Tarik keluar spi
atau key dari kruk as, tarik starting gear lalu yang terakhir tarik starting
clutchnya, semuanya dilakukan manual dengan tangan dan SIMPAN DI TEMPAT YANG
BERSIH!!! Di samping ini merupakan bagian internal mesin yang memang riskan
terhadap kotoran, starting clutch juga lebih rentan terhadap kotoran. Jika
sampai kotoran masuk ke dalam komponen starting clutch, starting clutch dapat macet
dan membuat komponen di dalam motor starter hancur karena over rev, jika hal
itu terjadi mau tidak mau anda harus mengeluarkan kocek lebih dari Rp.
500.000,- untuk melakukan perbaikan dan penggantian komponen ini.
Setelah itu kita lepas dulu head cylindernya,
kendorkan dulu 2 baut pengikat head cylinder yang ada di samping cylinder.
Lalu kendorkan empat baut cylinder,
kondisikan tekanan ke cylinder head merata dengan melakukan pengendoran secara
berlahan menyilang di empat bautnya. Contoh yang saya gunakan formasi menyilang
seperti gambar di atas. Lalu ingat juga posisi ring yang terbuat dari tembaga
terletak di mana. Itu merupakan jalur oli maka pada baut diberi ring tembaga
supaya tidak terjadi kebocoran oli.
Setelah baut pengikat head cylinder terlepas
maka head cylinder dan cylindernya dapat ditarik keluar. Balik lagi ke
crankcase kiri di mana karet tensioner cam chain sudah dapat di lepas. Untuk
guide stopper 1 dapat langsung ditarik kea rah cylinder dengan menggunakan
tangan, sedangkan guide stopper 2 harus melepas baut pengikatnya dulu pada
crankcase sebelah kiri. Setelah itu cam chain dapat dilepas dari kruk as dengan
mudah.
Piston juga sudah dapat dilepas dengan
mencongkel circlip seperti ditunjukkan pada gambar (ilustrasi).
Tuh keliatan kerak yang menumpuk di bagian
atas piston, itu adalah kerak 10 tahun hehehe, tapi wajar karena tidak ada
tanda-tanda deformasi dikarenakan tumbukan dengan klep atau detonas. Saya cek
bagian samping juga belom ada lecet sehingga belom perlu untuk oversize pada
ruang bakar.
Begitupun pada ruang bakar di head cylinder;
terdapat kerak yang telah menumpuk, dikarenakan tidak adanya cacat fisik dan
deformasi maka cukup dibersihkan dengan cara disikat menggunakan sikat kawat.
Selanjutnya adalah mengganti camshaft; yang
pertama dilakukan adalah melepas locking plate dengan cara melepas baut locking
plate seperti yang ditunjukkan pada gambar. Jika sudah maka camshaft assy dapat
ditarik keluar (mungkin nanti saya akan bahas detail cara melepas camshaft dari
yang aman setelah saya membuat dan menemukan cara yang lebih “beradab”, hehe
tunggu ya).
Nah itulah wujud dari camshaft assy
Jupiter-Z, sekilas masih mulus dan tidak ada kerusakan sama sekali. Tapi untuk
peningkatan performa saya ganti part ini ke versi racing. Saya akan mengambil
flange-nya saja yang kebetulan dapat saya tarik manual menggunakan tangan.
Untuk camshaft yang digunakan saya memilih
Kawahara Racing Camshaft tipe K1 untuk Jupiter-Z tahun 2004 yang memiliki
durasi 2600. Saya memilih produk ini dikarenakan selain harga yang
terjangkau, cam tipe K1 sangat cocok untuk mesin standar tune up yang masih
berfungsi untuk harian sehingga tidak memerlukan penggantian dan penyesuaian part
lain seperti menggunakan klep racing, setel kompresi dan sebagainya, istilah
kerenya “Plug and Play”, juga kiprah Kawahara-Racing yang telah cukup lama
melintang di balap dan riset di racing part sehingga kualitasnya juga dapat
diandalkan. Info lebih lanjut mungkin bisa langsung buka di www.kawahara-racing.com
Untuk bearing saya memakai merk SKF, bearing
asal Swedia ini memang udah tidak diragukan lagi kualitasnya http://www.skf.com/id/en/index.html?switch=y
Lalu pasang flange dan bearingnya dengan
formasi seperti camshaft standar pabrikan, yang perlu diperhatikan adalah
coakan flange harus segaris dengan coakan yang ada pada camshaft (lihat gambar
di atas). Fungsi dari penempatan coakan ini adalah untuk tempat cam gear supaya
marking tetap pada tempatnya.
Tinggalkan sejenak camshaft yang sudah siap
dipasang, kita beralih ke pengecekan kelayakan spare part lain. Pertama adalah
guide stopper 2 yang kontak langsung dengan tensioner assy dan mengencangkan
cam chain dari atas. Dapat terlihat kondisi guide stopper 2 yang lama sudah
rusak parah sampai ada bagian yang patah (untung ketauan, kalo sampai copot dan
kegiling bisa berantakan semua mesinya) juga terlihat bagian samping seperti
hangus. Daripada beresiko besar lebih baik diganti baru, part ini memiliki
nomor; 5TN-E2241-10. Begitu pula dengan guide stopper 1 walau tidak ada bagian
yang patah tapi guide stopper yang gosong permukaanya, partikelnya dapat
terlepas dan mungkin saja bisa menyumbat sistem pelumasan, daripada itu terjadi
lebih baik diganti sekalian ya kan. Part number untuk guide stopper 1 adalah;
5TN-E2231-10. http://parts.yamaha-motor.co.id/ypec_b2c/
Untuk cam chain memang tidak ada perbedaan
yang berarti tapi keausan siapa yang tahu toh juga baru bongkar hehehe,
sekalian-sekalian dan biar suara kasar tidak timbul lagi dalam jangka waktu
yang lama maka kita ganti sekalian. Part number untuk cam chain adalah;
94568-79086.
Oke, saatnya merakit kembali, pertama-tama
pasang kembali camshaft ke head cylinder dengan langkah yang berkebalikan
dengan saat melepasnya dari head cylinder tadi.
Setelah itu pasang piston yang baru ke connecting rod-nya, dan jangan lupa untuk memposisikan ring seperti pada artikel Piston Preps for Project Bike: Jupiter-Z 2006 http://9-engineering.blogspot.co.id/2016/08/piston-preps-for-project-bike-jupiter-z.html
Dengan melihat detail pengerjaan yang telah dijelaskan di
atas serta melakukan pemasangan dengan prinsip pada posisi top kompresi, kita
bisa melakukan perakitan kembali part-part tersebut dengan poin-poin pemasangan
sebagai berikut;
1. Memasang
cam chain, guide stopper 1 dan 2 serta memasang magnet/rotor.
2. Memasang
cylinder dan head cylinder.
3. Memasang
camshaft gear.
4. Memasang
tensioner assy.
5. Memasang
crankcase cover sebelah kiri.
6. Melakukan
penyetelan celah klep.
7. Melakukan
pengecekan siklus mesin secara manual (electrical dan bahan bakar off).
8. Memasang
karburator dan intake manifoldnya serta memasang busi kembali.
9. Memasang
perangkat footstep dan pedal persnelling serta cover-cover pada mesin.
10. Pengisian
oli ke mesin dan pengecekan ulang.
Ketika ingin menyalakan mesin sebaiknya selah dulu dengan
menggunakan kick starter dalam kunci kontak posisi off sebanyak 3-5 kali, ini
bertujuan agar oli dapat naik dulu ke ruang bakar. Jika sudah lakukan pemanasan
dan jangan langsung mengendarai motor pada beban penuh atau rpm tinggi.
Setelah dilakukan tune up dan upgrade cam
menggunakan Kawahara-Racing K1 yang sangat terasa adalah suara mesin menjadi
lebih senyap, karena part jeroan mesin yang dulu memang sudah sangat aus dan
berkerak, yaa wajar saja di area cam chain sering timbul suara kemrasak saat
diajak berakselarasi. Akselarasi mesin juga membaik dikarenakan adanya
penggantian dan pembersihan ruang bakar dan memang ada sedikit pergeseran
karakter mesin berhubungan dengan penggantian cam ke tipe racing; tenaga jadi
lebih terasa di putaran tinggi jadi sangat cocok dalam berkendara jarak jauh.
Sebagai catatan memang ada suara sedikit berisik saat mesin panas dari area
rocker arm itu dikarenakan lift klep yang lebih tinggi dari cam jenis ini, tapi
tidak masalah jika anda masih menganut part mesin dan CDI standar, jika dirasa
menggangu rocker arm dapat diganti dengan kepunyaan Suzuki Smash 110 kisaran
tahun 2006.
Terima kasih sudah membaca artikel ini, saran
dan masukan dari pembaca sekalian tentu saya butuhkan. Semoga bermanfaat dan
tetap safety riding. Tunggu artikel-artikel menarik lainya yah, see ya
Best Regards,
No comments:
Post a Comment