Jadi
memang semuanya bermula ketika saya duduk di bangku SMP; seorang bocah kurus
kering yang memiliki ketertarikan di bidang otomotif karena ter-influence dari bacaan manga “Initial D” yang menceritakan
bagaimana remaja polos anak tukang tahu yang tanpa disadari memiliki skill mengemudi tingkat “dewa” yang
mampu mengalahkan orang-orang yang lebih cool
dan lebih “anak mobil” dilingkunganya. Sosok ini menjadi titik awal saya
mencintai otomotif tanpa harus terlihat sok keren dan gaul.
Waktu
terus berlalu, beranjak remaja di kala mengenyam pendidikan STM jurusan mekanik
otomotif, kecintaan saya semakin menjadi dan menjurus ke dunia sepeda motor, ya
lebih karena sepertinya dengan kondisi finansial kala itu mungkin yang
terjangkau adalah sepeda motor hahaha. Ngoprek
motor, adu kecepatan dan memacu kendaraan di jalanan menjadi santapan
hampir tiap hari kala itu, namun makin ke sini saya melihat sepeda motor lebih
dari sekedar performa namun juga sebuah karya seni yang satu dengan yang lain
memiliki karakter dan filosofi yang lebih personal bagi siapa yang
menikmatinya.


Dan
sampai pada akhirnya saya bisa bertemu dengan karya seni asli dari Italia yang
satu ini; Aprilia Tuono 660 2023, secara khusus saya mengucapkan terima kasih
kepada Bikeboss.86 yang mengijinkan salah satu dari premium product-nya untuk
direview a la 9-engineering blog. Motor ini diimpor langsung dari pabrikan
Aprilia di Italia dengan platform sharing dari saudaranya yaitu Aprilia RS
660 yang berwujud full sport fairing
sedangkan Tuono sport naked. Bisa
dibilang motor ini merupakan gateway
untuk moge Italia, bagaimana tidak, seperti competitor-nya brand Ducati motor ini juga menganut sistem rangka yang tertancap
pada mesin, jadi kita lebih tepat dibilang menunggangi mesin, namun begitu kubikasi mesin-nya terbilang belum
terlalu sedang sehingga kesan intimidatif dari tenaga buas dari cc mesin yang
besar dapat berkurang ketika berkendara dengan motor ini.
Kita
lihat desain secara keseluruhan terlebih dahulu; bergenre sport naked, tetap terlihat garang namun tidak terlalu terkesan
buas seperti Ducati Streetfighter ataupun Kawasaki Z900, somehow kesan kalem dan elegan terpancar mungkin karena masih
memiliki half fairing di depan dengan
tekukan garis sekitar lampu depan yang lebih kalem dan tidak tajam-tajam.
Sektor
kaki-kaki depan yang gambot tentu
mengindikasikan bahwa ini adalah motor gede. Ban bawaan pabrik menggunakan
Pirelli Diablo Rosso IV dengan ukuran 120/70-17 berkarakter street sport membuat pengendara percaya
diri untuk mendapatkan grip maksimum di jalan raya membalut velg racing dengan palang enam. Double floating disc brake dijepit oleh radial caliper dari Brembo untuk
membantu laju motor. Semua ini terpasang di suspensi depan dengan sistem upside down.
Untuk
bagian penerangan depan, sudah menggunakan full LED mulai dari low beam, high beam, clearance lamp, DRL, hingga
sein yang sudah terintegrasi dengan clearance lamp.
Inilah
tampilan cluster ketika kita berkendara dengan motor ini. Pertama, tangki
berbahan plastic berkapasitas 15liter sudah include
dengan reserve 4liter. Kunci masih
menggunakan tipe konvensional, namun begitu sudah dilengkapi dengan immobilizer sehingga walaupun lubang
kunci berhasil dibobol, namun kelistrikan tetap tidak akan menyala. Karena
motor ini ber-genre sport naked
setangnya tentu menggunakan pipa di atas segitiga atas, berbeda dengan RS 660
yang menggunakan tipe seperti setang jepit yang berada tepat pada segitiga
atas. Di ujung shock depan atas kita hanya dapat mengatur setelan di sebelah
kanan (preload dan rebound), ini karena sistem suspensi
depan menggunakan sistem “separate” kanan untuk rebound sedangkan kiri bertugas sebagai compression.

Kali
ini mungkin saya belum bisa meng-eksplor secara detail tombol-tombol dan fitur
yang ada pada dashboard/display motor
ini karena motor ini baru guys hehe, jadi belom diperbolehkan untuk dinyalakan.
Tapi dilihat secara sekilas ini sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan
berkendara harian dan touring; di
sebelah kiri ada semacam tombol arah seperti pada joystick konsol game, tombol sein, klakson dan passing beam tentu disematkan, juga di sebelah kiri atas terlihat
tanda cruise control, fitur yang
jarang dimiliki oleh motor-motor yang ada di Indonesia, apakah efektif? Hmm…
belum tahu ya hehe, semoga nanti bisa tes jalan bersama motor ini, di sebelah
kanan, paling besar ada tombol engine
cut-off yang menyatu dengan tombol starter, lalu ada tombol kecil di
sebelah bawah dan atasnya yang saya asumsikan untuk pengaturan display di dashboard. Nah yang menarik di sini adalah master rem-nya bawaan
pabrikan sudah menggunakan master rem radial
dan dapat disetel jarak tuasnya.
Untuk
jok dibuat terpisah dan bertingkat antara pengendara dan pembonceng, di sini
menariknya adalah ketika jok belakagn dilepas seperti terdapat platform atau “permukaan” untuk dudukan top box untuk touring atau membawa barang di belakang.
Di
sektor lampu belakang juga sudah menggunakan full LED, lampu belakang berbentuk
huruf “M” menjadi styling untuk
keluarga RS.
Senada
dengan ban depan, ban belakang dibalut pula dengan Pirelli Diablo Rosso IV berukuran
cukup gambot; 180/55-17 membalut velg dengan
palang enam senada dengan yang ada di depan. Cakram belakang tunggal dan lebih
kecil dengan caliper masih dari
Brembo, sistem ABS pada motor ini dual
channel atau depan dan belakang sudah menggunakan sistem ABS. lengan ayun
asimetris khas moge dengan bahan aluminium dan jalu paddock belakang sudah bawaan pabrik ya guys. Swing arm ini terlihat tergantung pada mesin ya guys, nah ini
mungkin salah satu kekurangan dari rangka yang terikat ke mesin; bila akan
membongkar mesin ini komponen motor yang lain akan hampir semuanya harus di-preteli terlebih dahulu guys hahaha.
Suspensi
belakang dari motor ini dipasang miring dan sepertinya belum menggunakan
tabung, namum begitu preload dapat
disetting.
Meskipun
hanya dua silinder, namun mesin ini tetap terlihat padat mengisi di bagian
tengah motor, bore x stroke di 81 x
63,93mm dengan power max kira-kira 93,8hp di 10,300rpm, rasio kompresinya
adalan 13.5:1 disarankan untuk meminum bensin dengan angka oktan 98 atau setara Pertamax Turbo dan Shell V-Power Nitro agar
tenaga mesin tetap optimal dan menjaga kondisi mesin dalam jangka panjang. Transmisinya
6 percepatan dengan slipper clutch
agar menjaga tuas kopling tidak berat dan mengurangi resiko ban belakang
kehilangan traksi ketika melakukan hard
engine brake. Motor ini belum dilengkapi dengan quick shifter, namun dapat ditambahkan sendiri sebagai optional dari Aprilia dengan merogoh
kocek kalau tidak salah 20juta Rupiah.
Nah
jadi begitulah guys salah satu dari “Italian Beauty” yang mana motor ini tidak
hanya menawarkan kenikmatan dan performa berkendara, namun juga enak dipandang
mata, ditambah populasinya yang jarang pastinya membuat motor ini tambah “Eye
Catchy” di jalan. Motor ini punya karakter sendiri dan tentunya tidak untuk
yang senang mendang mending hahaha. Semoga ya guys bisa punya sendiri sehingga
nanti review dapat lebih berkembang ke impresi berkendara, tuning dan maintenance-nya.
Thank you banget bagi semua yang sudah mampir, semoga ini bisa bermanfaat buat
rekan-rekan semua dan tetap safety riding guys! Ciao!
No comments:
Post a Comment