Search This Blog

Saturday, February 15, 2025

Bike Catalogue: Honda Scoopy 2020

Selamat Tahun Baru 2025 Guys! Semoga di tahun ini kalian semuanya selalu dilimpahkan berkah dan rejeki. Beberapa waktu lalu saya sempat posting rubric baru yaitu “Bike Catalogue” di Instagram yang mana saya akan mengulas motor-motor yang ada di sekitar terlepas dari tahun pembuatanya, sedikit berbeda dengan rubric review atau first impression motor model baru yang mana laporan atau artikelnya akan saya buat secepat mungkin setelah melakukan review. Rubrik ini akan berjalan lebih santai namun tetap akan mendalam semaksimal mungkin yang juga bertujuan seperti mesin waktu sebagai pengetahuan tentang motor dan barangkali dapat meng-call out beberapa kenangan dari teman-teman sekalian. Without a further a do, let’s check it out!

Pertama kita mulai dari yang ringan-ringan dulu, salah satu motor idola untuk berbagai kebutuhan; daily commuting, mungkin antar jemput, bahkan sampai touring dan motor nongkrong.

Honda Scoopy 2020, merupakan generasi ke-empat yang diproduksi oleh AHM di tahun 2017 ~ 2020, motor ini juga punya julukan generasi terakhir dari Honda Scoopy yang “bener” ya…. Seperti yang kita tahu, di generasi setelahnya yang sudah memakai rangka “eSAF” ada beberapa kontroversi yang terjadi seperti rangka karatan atau keropos dan yang paling baru adalah area tutup tangki yang berkarat padahal pemakaianya baru 3 bulan. Di Indonesia, motor ini berhadapan langsung dengan Yamaha Fino dengan desain yang sama-sama menggunakan tema klasik. Walaupun desainya sedikit special tidak sedikit pula yang menggunakan motor ini tidak hanya untuk nongkrong tapi juga sebagai kendaraan harian yang multifungsi.


Dimulai dari tampak muka depan; sudah kentara nuansa klasik dengan tarikan garis yang serba membulat mulai dari spakbor depan yang terlihat gendut lalu body cover serta speedometer yang juga memiliki bahasa desain yang sama. Turn lamp atau sein masih bohlam, namum untuk generasi ini headlamp-nya sudah full LED mulai dari DRL atau Daytime Running Light, low beam proyektor dan high beam-nya masih menggunakan reflector yang dipantulkan dari LED. Lampu depan juga di-desain membulat senada dengan tema klasik yang diusung oleh motor ini. Cahaya lampu-nya terbilang cukup, walau daya tembus ketika hujan lebat sedikit lebih rendah dari lampu dengan bohlam yang biasanya memancarkan cahaya kekuningan.


Di sektor kaki-kaki depan, kita bisa melihat suspensi teleskopik pada segitiga bawah sebagaimana motor-motor bebek dan matic pada umumnya, lalu roda depan yang terlihat men-donat dan gambot, Scoopy generasi ini menggunakan velg ring 12 inchi berbeda dengan generasi sebelumnya yang masih menggunakan ring 14 inchi. Ban depan berukuran 100/90-12 menjadi terlihat gambot, kombinasi suspensi dan roda ini menghasilkan redaman yang lebih empuk daripada generasi sebelumnya dan handling yang lebih baik karena memiliki tapak yang lebih lebar. Sektor pengereman depan sama digunakan pada Honda Beat, cakram dengan master rem satu silinder. Untuk harian performa pengerman depan bisa terbilang mumpuni, bahkan untuk digunakan pada turunan di gunung, asal sistem prima, cakram dan kampas rem yang masih tebal maka kejadian rem blong dapat diminimalisir, juga ditambahkan dengan cara menjaga kecepatan saat menurun (kira-kira max 45km/h) dan tidak menekan rem secara terus menerus untuk meminimalisir panas pada sistem pengereman dan keausan berlebih saat digunakan pada turunan, sepengalaman saya selain menjaga kecepatan “formasi 3-2” bisa diterapkan, apakah itu? Dengan menekan rem 3 detik dan 2 detik melepas untuk memberikan rem pendinginan, ada yang bilang ganti-gantian rem depan dan belakang juga bisa dilakukan secara dinamis, saya menggunakan hal ini pun ketika berboncengan dengan istri dan alhasil tetap aman sampai di tujuan atau jalan yang lebih datar. Oh iya, pada Honda Scoopy ini combi brake system masih disematkan, sehingga ketika kita menekan tuas rem belakang maka rem depan ikut mengerem, sistem ini bertujuan untuk memperkecil jarak pengereman dan menjaga stabilitas motor agar tidak mudah “ngesot” ban belakangnya saja.



Bergeser sedikit ke area dek, di sebelah kiri ada “kantong” kecil yang muat untuk menyimpan sarung tangan da nada power outlet 12V-1A max 12W, namun power outlet ini masih berupa lighter socket atau soket untuk menyalakan rokok pada mobil, sehingga kita masih membutuhkan adaptor untuk melakukan charging ke HP. Cover yang ada pada sebelah kiri ini sangat berguna untuk menyimpan HP yang sedang di-charge tanpa khawatir untuk terkena panas dan hujan, tapi covernya tanpa kunci ya guys, sehingga kita harus tetap berhati-hati bila meninggalkan barang di dalamnya.

Di dek sebelah kanan ada tempat kunci kontak, oh iya guys, motor ini belum menggunakan sistem keyless ya alias masih menggunakan anak kunci untuk menghidupkan dan mematikan motor, walau begitu motor ini sudah dilengkapi dengan immobilizer dan answer back system yang terdapat pada gantungan kunci terpisah. Motor ini masih menggunakan shutter key sebagai pengaman tambahan lubang kunci agar tidak mudah dibobol. Untuk membuka jok juga dapat dilakukan dari depan dengan cara menekan tombol “SEAT” di samping lubang kunci kontak. Di bawah lubang kunci kontak terdapat “kantong” yang berukuran lebih kecil daripada yang sebelah kiri, namun begitu kantong ini masih muat untuk menyimpan HP sekalipun. Berbeda dengan yang di sebelah kiri, kantong sebelah kanan tidak dilengkapi dengan cover sehingga barang yang disimpan akan langsung ter-ekspose dengan panas dan hujan.


Naik ke area setang, seperti pada umumnya motor matic Honda, di sebelah kiri ada saklar lampu dekat dan jauh, tombol klakson dan sein, sedangkan di sebelah kanan hanya ada tombol aktivasi fitur idling start-stop system dan tombol starter, di motor ini menganun sistem Daytime Running Light sehingga lampu depan akan menyala dengan sendirinya ketika mesin sudah menyala. Sistem starter yang digunakan tidak menggunakan motor starter khusus seperti pada umumnya kendaraan, namum starting kruk as dilakukan dengan membalikkan arus ke magnet dan rotor sehingga kruk as berputar, untuk motor ini tentunya starter akan aktif bila salah satu rem ditekan dan standar samping sudah dinaikkan.


Di area speedometer desain yang bernuansa klasik juga kentara dengan aksen membulat dan tampilan yang cukup sederhana, mulai dari penunjuk kecepatan (a la) analog walaupun pengukuran kecepatan dilakukan secara digital pada sensor roda belakang, angka yang ditampilkan cukup jelas sehingga memudahkan pengendara untuk me-monitor kecepatan pada saat siang dan malam. Di dekat penunjuk kecepatan ada indicator eco yang akan menyala ketika perhitungan ECU motor kita berkendara secara ekonomis, fitur ini juga ada di motor-motor matic Honda yang lain. Di bawahnya ada indicator lampu jauh, sein, engine check, LED immobilizer berwarna merah yang akan berkedip ketika immobilizer diaktifkan dan indicator idling start-stop system, lampu ini akan menyala ketika kita memindahkan saklar ke “idling stop” lalu akan berkedip ketika mesin sedang mati otomatis ketika tidak digas dan akan kembali mati ketika dihidupkan kembali saat digas ataupun di-non aktif-kan dengan mengarahkan saklar ISS ke “idling”. Sistem ini akan aktif ketika mesin dalam kondisi normal (tidak ada engine check yang menyala), sudah “panas” dan aki dalam kondisi prima, bila saklar ISS sudah diaktifkan dan sistem belum bekerja bisa jadi salah satu dari syarat tersebut belum terpenuhi ketika motor bekerja. Terakhir yang ditunjukkan secara full digital oleh speedometer adalah odometer dan penunjuk volume tangki yang ditujukkan dengan indicator bar.



Bergeser ke area belakang, masih senada bahasa desain klasik yang serba membulat a la Vespa. Behel belakang yang terbuat dari alumunium berguna sebagai pegangan penumpang belakang dan juga pengikat barang bila diiperlukan.


Menambah kesan klasik, jok dibuat dengan warna kulit atau coklat tua, jok nya lebar dan tebal sehingga terasa nyaman diduduki walau dalam perjalanan jauh sekalipun. Bagasinya cukup luas, kira-kira muat satu helm half face, dengan kapasitas ini kalau hanya untuk mengangkut jas hujan untuk pengendara dan pembonceng masih sisa ya guys hehe. Kapasitas tangki total adalah 4 liter, namun saya biasa saat bar indicator bensin sudah 2 strip saya langsung mengisi kembali dengan volume 1,5 ~ 2 liter, saat bar bensin berkedip, masih ada sekitar 1 liter sampai benar-benar habis.




Untuk penerangan bagian belakang masih sepenuhnya menggunakan bohlam, baik itu stop lamp, turn lamp atau yang biasa kita sebut dengan “sein”, namun begitu masih dibalut dengan bahasa desain klasik yang cenderung curvy.


Di sektor kaki-kaki belakang velg ring 12 inchi dibalut dengan ban berukuran 110/90-12 terlihat men-donat, kombinasi roda depan dan belakang dengan karakter yang sama membuat handling menjadi lebih baik dengan tapak ban yang lebih lebar daripada saudaranya yaitu Honda Beat Fi, pun juga kenyamanan karena ban-nya pun lebih tebal. Pengereman belakang masih menggunakan rem teromol yang sebenarnya masih cukup mumpuni untuk diajak touring sekalipun. Suspensi juga mirip-mirip dengan konstruksi motor di kelasnya; yaitu dengan menggunakan sistem suspensi tunggal atau monoshock yang terpasang di samping, redaman suspensinya dirasa cukup; tidak terlalu mengayun dan tidak terlalu empuk, saat digunakan berboncenganpun karakternya tidak berubah namun juga tidak bisa dibilang sangat nyaman hahaha, jadi bila ingin memiliki sistem kaki-kaki yang nyaman sektor roda dan suspensi masih dapat dilakukan peningkatan dengan ketersediaan part aftermarket yang cukup melimpah untuk setting-an personal kita.

Di sektor mesin, menggendong mesin yang sama seperti yang dipakai pada Honda Beat Fi ESP, berkubikasi 115cc dengan panjang langkah x diameter 50x55,1mm, kompresi 9,5:1 sehingga masih aman untuk meminum bensin dengan RON 90 atau setara dengan Pertalite. Mesin yang dikombinasikan dengan transmisi berjenis CVT ini memiliki konsumsi bensin rata-rata pemakaian harian 50km/liter, tergolong irit terbantu oleh sistem PGM-Fi dari Honda dan indicator ECO yang membantu kita untuk menemukan area berkendara yang efisien. Walaupun irit mesin ini tidak bisa dibilang lemot, karakter putaran bawah dan tengah cukup mengisi, terbuki saat saya bawa untuk touring ke dataran tinggi di Gunung Lawu, motor ini tidak menemukan kendala seperti hilang tenaga saat ditanjakan walau dipakai berboncengan, mungkin ini karena mesinya mengusung konstruksi overstroke alias lebih panjang langkah piston daripada diameternya yang mana unggul di putaran bawah. Oh iya, sama seperti generasi Honda Beat ESP, roda depan sudah tidak dilengkapi dengan kabel speedometer, petunjuk kecepatan diambil dari speed sensor yang berada di dekat dudukan suspensi belakang bagian bawah, speed sensor masih dilindungi oleh plastic cover, maka hati-hati ya guys jangan sampai dilepas ataupun bagian ini terbentur benda keras.

Secara kesimpulan motor ini merupakan motor harian yang stylish yang tidak hanya “cosplay Vespa” di bentuk atau desainya, tapi juga Honda menawarkan kualitas dan karakter tepat guna dengan harga yang cukup terjangkau. Banyaknya spare part dan part aftermarket memudahkan penggunanya untuk melakukan perawatan ataupun upgrade pada motor ini, menjadikan poin tambah motor ini untuk dilirik oleh masyarakat.

Oke mungkin sekian dulu ya guys artikel kali ini, semoga dapat memberikan tambahan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Nanti bila ada koreksi ataupun masukan dari teman-teman semua dapat ditambahkan di kolom komentar ya. Thank You banget yang sudah mampir, see You next time!

Regards,

Gigih

No comments:

Post a Comment